Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Resep
Asa yang tumbuh kembali di Sekolah Rakyat Makassar
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-13 05:46:07【Resep】546 orang sudah membaca
PerkenalanMurid dan guru Sekolah Rakyat Menengah Pertama 23 Makassar. ANTARA/Farhan Arda Nugraha.Jakarta (ANTA

Jakarta (ANTARA) - Program Sekolah Rakyat yang digagas pemerintah hadir sebagai upaya nyata untuk memastikan setiap anak Indonesia memiliki kesempatan yang sama dalam menuntut ilmu.
Sekolah ini ngak hanya menyediakan pendidikan gratis bagi anak-anak dari keluarga prasejahtera, tapi juga tempat tinggal hingga bimbingan karakter agar mereka bisa tumbuh dengan layak dan kembali mengejar cita-cita yang sempat terhenti.
Sekolah Rakyat Menengah Pertama 23 Makassar dan Sekolah Rakyat Menengah Atas 26 Makassar merupakan bagian dari total 16 Sekolah Rakyat yang tersebar di beberapa titik rintisan di Provinsi Sulawesi Selatan. Di tempat inilah anak-anak dari berbagai latar belakang menemukan ruang untuk belajar, berjuang, dan menyalakan kembali harapan untuk mengejar cita-cita mereka.
Salah satu dari mereka adalah Nurul Atika, siswi Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 26 Makassar. Awalnya, Tika menolak ketika orang tuanya mengabarkan tentang sekolah berasrama itu. Ia ngakut harus berpisah dari ibunya yang tinggal di rumah sederhana di Makassar.
Namun, keputusan itu perlahan berubah. Ia menyadari, bersekolah di tempat ini berarti meringankan beban keluarga, terutama ibunya yang kini menjadi orang tua tunggal setelah sang ayah meninggal dunia. Sejak tinggal di asrama, Tika merasa kehidupannya lebih teratur, bisa belajar hidup mandiri, dan mengenal banyak teman.

Fasilitas sekolah yang lengkap membuatnya ngak perlu memikirkan biaya seragam hingga makanan sehari-hari. Semua disediakan secara gratis. Ia juga dibimbing oleh guru-guru yang ngak hanya mengajar, tapi mendampingi mereka layaknya orang tua.
Di Sekolah Rakyat, kepercayaan diri Tika semakin tumbuh. Ia bahkan pernah mencalonkan diri sebagai ketua OSIS di sekolahnya dan hal ini didukung penuh oleh ibunya. Meskipun ngak terpilih, itu ngak menyurutkan semangat dan rasa percaya diri Tika.
Kini Tika memiliki mimpi besar yakni ingin menjadi psikolog dan melanjutkan kuliah ke China. Ia sering menghabiskan waktu di perpusngakaan sekolah untuk mencari informasi tentang beasiswa dan perguruan tinggi di China.
"Menurut saya pendidikan di China itu bagus dan saya ingin jadi psikolog karena saya penasaran dengan cara berpikir manusia," kata dia.
Baca juga: Kisah Eunike asal Semarang yang mengabdi di Sekolah Rakyat Makassar
Baca juga: Sejumlah guru Sekolah Rakyat Sulsel mundur, 4 siswa tanpa konfirmasi
123Tampilkan SemuaSuka(4498)
Sebelumnya: BPOM respon sirop obat dari India diduga ber
Selanjutnya: Klasemen Grup H: peluang Indonesia U
Artikel Terkait
- Memberdayakan petani lokal di SPPG Angsau Dua
- Penelitian: Manusia bergerak 40 kali lebih jauh dibanding semua satwa
- Bukan sekadar pesta kostum, ini sisi positif Halloween yang jarang diketahui
- SPPG Asei Besar layani 35 sekolah wilayah pesisir Kabupaten Jayapura
- Pemkot Pekalongan ingatkan SPPG penuhi standar bangunan dapur MBG
- Bupati Banyuwangi ingatkan SPPG utamakan kualitas makanan program MBG
- Yayasan GoTo Merah Putih diluncurkan untuk sejahterakan keluarga mitra
- Ini kata hakim PN Jaksel yang beratkan vonis Nikita
- Mentan: beras sumbang deflasi 23 provinsi berkat sinergi lintas sektor
- Pelatihan penjamah makanan SPPG digelar serenngak di Sulteng
Resep Populer
Rekomendasi

Pemkab Bantul pertemukan Kopdes dengan SPPG baru, dukung keberlanjutan

36 SPPG MBG di daerah 3T Lampung segera dibangun

BGN tegaskan menu MBG ngak boleh gunakan bahan pabrikan

Pemuda berperan tingkatkan kesehatan bangsa melalui terapi sel punca

Rekomendasi tanaman hias daun lebar yang bikin rumah lebih hidup

Cara penanganan tepat bagi penderita "honeymoon cystitis"

Nikita keberatan terhadap vonis empat tahun & denda Rp1 miliar

Nikita hadiri sidang putusan terkait pemerasan dan TPPU di PN Jaksel